Nasi goreng adalah makan asli
Indonesia terfavorit kedua di dunia setelah rendang dari Indonesia dan sebelum
Sushi dari Jepang, Tom yum goong dari Thailand, Pad Thai dari Thailand, Dim sum
dari Hongkong, Ramen dari Jepang, Peking Duck dari China, Papaya Salad dari
Thailand, dan Massaman Curry dari Thailand. Kenapa ujug-ujug aku ngebahas nasi
goreng? Hm... karena saat ini aku sedang makan nasi goreng sepiring berdua
bersama istriku. He...
Namun yang paling menjadi
perhatianku tentang nasi goreng adalah ia ada tidak berdiri sendiri tapi
dibangun dari berbagai unsur makanan dan bumbunya. Ada nasi, ada garam, ada
kecap, bawang merah, bawang putih, telur, daging, saus, mentimun, tomat,
seladah, kerupuk, dsb.. Inilah yang menjadi perhatianku kenapa menulis tentang
nasi goreng. Kelezatan nasi goreng adalah hasil dari kerjasama berberapa unsur
tersebut. Itu dia keyword-nya
Dalam kehidupan sehari-hari kita
tidak bisa hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk yang berada di
zoon politikon, manusia memiliki ketergantungan kepada yang lain. Misalnya ketika
merumuskan dan merealisasikan sebuah kegiatan organisasi, sangatlah sulit kalau
masing-masing staf atau panitia berkerja sendiri-sendiri. Kemudahan dan
kelancaran penyelenggaraannya salah satunya ditentukan oleh kerjasama yang apik
antara semua unsur. Saling membantu, saling menyokong, saling memberikan
masukan, dan saling melalkukan evaluasi merupakan bentuk kerjasama yang bisa
mempermudah dan memperlancar agenda.
Secara global ada triple aksi
yang bisa diupayakan oleh kita untuk mewujudkan program dalam sebuah organisasi
yaitu planning, proccess dan evaluation. Maka,
bekerjasamalah dalam membuat planning yang matang dan mantap. Gagal dalam
merencakan sama saja dengan merencanakan gagal. Kemudian dalam mengeksekusi
kegiatan juga mesti bekerjasama secara baik. Semua staf atau panitia berperan
aktif menjalankan tugasnya masing-masing. Akan terlihat indah jika semua
mengaplikasikan “sama-sama kerja dan bekerjasama”. Selanjutnya adalah
bekerjasama dalam mengevaluasi kegiatan. Setelah kegiatan berakhir jangan
sampai seluruh staf bubar begitu saja. Baiknya, beberapa saat setelah
berakhirnya kegiatan atau pada waktu lain yang disepakati, lakukan evaluasi
bersama-sama. Ini penting sebagai bekal dan pelajaran untuk kegiatan-kegiatan
selanjutnya.
Sebagaimana arti asal organisasi
itu sendiri, memperankan tugas dan amanah yang diembankan merupakan sikap
terbaik. Banyak di antara pelaku oraganisasi alias organisator yang kurang bertanggungjawab
dalam menjalankan organisasi. Ia lari dari masalah. Lebih mementingkan diri
ketimbang amanah umat. Staf seperti inilah yang menjadi parasut organisasi yang
pada akhirnya memperburuk citra organisasi di mata masyarakat.
Sekali lagi, nasi goreng itu
lezat karena ada kerjasama antar berbagai unsur. Maka, organisasi pun “lezat”
jika dinahkodai oleh staf yang bekerjasama secara tanggungjawab.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar